METODE PENELITIAN BAHASA
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Metode
diperlukan untuk memahami objek dalam suatu penelitian. Metode penelitian
adalah suatu hal yang harus dirumuskan sebelum penelitian dilakukan. Penelitian
dikatakan berhasil baik dan memuaskan apabila menggunakan metode penelitian
yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Permasalahan telah
mendorong manusia untuk mencari jawabannya dengan jalan melakukan penelitian.
Metode adalah jalan yang ditempuh oleh para linguis dalam menuju ke pembenaran
atau penolakan hipotesis serta ke penemuan asas-asas yang mengatur kerja bahasa
(Sudaryanto, 1993:25). Dalam sebagian literatur ilmu bahasa, pengertian metode
seringkali dibedakan dengan teknik (Sudaryanto, 1993:9).
Metode dipahami sebagai cara penelitian yang
lebih abstrak, sedangkan teknik dipandang sebagai cara penelitian yang lebih
kongkrit atau bersifat operasional. Disamping metode dan teknik, istilah
metodologi dipakai sebagai acuan terhadap ilmu tentang metode. Pengertian
metode secara alamiah menurut Hasan dan Koentjaraningrat (ed) (1964:16)
berkaitan dengan kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu
pengetahuan yang bersangkutan. Dengan demikian metode merupakan suatu cara
untuk mendekati, menganalisis dan menjelaskan suatu fenomena. Pendapat-pendapat
tersebut dapat disimpulkan menjadi suatu pengertian, bahwa metode adalah cara
kerja yang teratur dan terpikir secara cermat untuk memahami objek dalam suatu
penelitian.
B. Tempat
dan Waktu Penelitian
Tempat
penelitian dalam skripsi ini adalah di Kelompok Bermain Permata Putra Tulakan
Pacitan. Tempat penelitian tersebut dengan harapan dapat memudahkan penelitian
yang dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang wujud penggunaan bahasa serta
makud dan fungsi bahasa pada tahap menyerupai bahasa telegram anak usia dini di
Kelompok Bermain Permata Putra.
Waktu penelitian dilaksanakan selama satu
bulan yaitu mulai bulan April 2013. Pengambilan waktu tersebut dilakukan agar
data yang diperoleh benar-benar lengkap sehingga mampu memberikan gambaran yang
jelas mengenai objek yang diteliti, sehingga akan diketahui sejauh mana produksi bahasa tahap menyerupai bahasa
telegram pada anak usia dini di Kelompok Bermain Permata Putra Tulakan Pacitan.
C. Data dan Sumber data
Pada penelitian data diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data utama dan
data penunjang. Data utama adalah data kebahasaan yang berwujud bentuk-bentuk lingual yang diucapkan
oleh anak berusia tiga tahun. Bentuk lingual dan makna yang terkandung
didasarkan pada pengalaman anak, sedangkan data-data penunjang berupa berupa
data-data nonverbal berupa perilaku anak yang unik. Sumber data diperlukan agar
penulisan dalam penelitian ini mendapatkan gambaran penelitian yang dapat
dipertanggungjawabkan. Sumber data adalah sesuatu yang dapat memberikan
informasi atau keterangan tentang objek yang akan diteliti.
Sumber
data dalam penelitian ini meliputi siswa Kelompok Bermain Permata Putra Tulakan
Tahun Ajaran 2012/2013 sebanyak 22 siswa yang terdiri atas 9 laki-laki dan 13
perempuan. Adapun data anak yang digunakan sebagai sumber data adalah tertera
pada tabel 1. Namun, tidak semua sumber data tersebut diteliti tetapi
dikhususkan pada anak yang berusia tiga dan empat tahun (kelahiran tahun 2009
dan 2010) karena tahap menyerupai bahasa telegram biasanya terjadi anak usia
tersebut. Sedangkan sumber data yang lain (anak yang lahir sebelum tahun 2009
tidak akan diteliti hanya digunakan sebegai data pendukung serta melihat pola
interaksi sehingga dapat diketahui penggunaan bahasa yang digunakan oleh
anak-anak ketika berbicara dengan teman-temannya).
D. Metode dan Teknik Penyediaan Data
D. Metode dan Teknik Penyediaan Data
Metode penyediaan data adalah
penyediaan data yang benar-benar data, penyediaan data yang terjamin sepenuhnya
akan kesahihannya (Sudaryanto, 1993:131). Dalam metode pengumpulan data disini
menggunakan metode simak dan metode cakap.
Metode simak
merupakan metode yang dilakukan dengan penyimakan , yang disejajarkan
dengan metode observasi. Metode simak menurut Sudaryanto (1993:133) mencakup
teknik sebagai berikut: (1) teknik sadap, secara praktis metode simak dilakukan
dengan penyadapan. Seorang peneliti dalam rangka mendapatkan data, ia harus
menggunakan kecerdikannya untuk menyadap pembicaraan informan; (2) teknik simak
libat cakap, dalam kegiatan menyadap seorang peneliti harus berpartisipasi
dalam pembicaraan dan menyimak pembicaraan, sehingga peneliti melakukan dialog
secara langsung dengan informan.
Keikutsertaan peneliti bersifat fleksibel, yaitu seorang peneliti dapat
bersifat aktif maupun reseptif, dikatakan aktif apabila seorang peneliti aktif
berbicara dalam proses dialog, sedangkan bersifat reseptif apabila seorang
peneliti karena faktor subyektif maupun objektif hanya mendengarkan apa yang
dikatakan oleh informan; (3) teknik simak bebas libat cakap, dalam teknik ini
seorang peneliti tidak dilibatkan secara langsung untuk ikut menentukan
pembentukan dan pemunculan calon data kecuali hanya sebagai pemerhati terhadap
calon data yang terbentuk dan muncul dari peristiwa kebahasaan yang berada
diluar dirinya; (4) teknik rekam, dalam
hal ini peneliti berusaha merekam pembicaraan dengan informan yang dilakukannya
tanpa sepengetahuannya, serta digunakan sebagai bukti penelitian; (5) teknik
catat, disamping perekaman penelitian ini juga menggunakan teknik catat pada
kartu data yang dilanjutkan pada klasifikasi data.
Dalam penelitian ini selain
menggunakan metode simak juga menggunakan metode cakap. Metode cakap merupakan
metode yang dilakukan dengan jalan melakukan percakapan dan terjadi kontak
antara peneliti dengan informan, metode ini dapat disejajarkan dengan metode
wawancara. Menurut Sudaryanto (1993:137) metode cakap meliputi teknik sebagai
berikut: (1) teknik pancing, secara praktis metode cakap diwujudkan dengan cara
pemancingan, peneliti untuk mendapatkan data harus memancing seseorang agar mau berbicara; (2) teknik
cakap semuka, kegiatan memancing agar informan mau melakukan pembicaraan
pertama langsung, atau bersemuka dengan informan. Dalam hal ini, percakapan
dikenali peneliti dan diarahkan sesuai dengan kepentingannya, yaitu memperoleh
data selengkap-lengkapnya; (3) teknik rekam dan teknik catat, ketika peneliti
melakukan kegiatan penelitian, maka peneliti secara langsung melakukan perekaman,
kemudian diikuti pencatatan pada buku catatan.
E.
Teknik
Analisis Data
Tahap selanjutnya adalah analisis
data, data yang terkumpul diklasifikasikan dan dianalisis. Penulis dalam hal
ini secara langsung menangani permasalahan yang terkandung dalam data.
Klasifikasi data yang dimaksud adalah: (1) klasifikasi data-data lingual baik
berupa data verbal maupun data non verbal; (2) klasifikasi bentuk-bentuk
perilaku. Pada tahap ini peneliti segera melakukan analisis klasifikasi
terhadap data-data lingual baik berupa data-data verbal maupaun data nonverbal.
Data verbal berupa ujaran yang diuapkan oleh informan dan data non verbal
berupa perilaku bahasa yang muncul terhadap stimulus yang diperolehnya. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan. Metode
padan adalah metode yang yang alat penentunya di luar, terlepas dan tidak
menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan
(Sudaryanto,1993:13). Metode ini dibedakan menjadi tiga subjenis berdasarkan
macam alat penentunya. Subjenis yang pertama alat penentunya adalah kenyataan
yang ditunjuk oleh bahasa atau referen bahasa; subjenis kedua alat penentunya
adalah organ wicara; subjenis ketiga, keempat dan kelima berturut-turut
penentunya adalah bahasa, perekam dan tulisan.
Metode padan dalam analisis data yang
penulis pergunakan juga melibatkan teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik
dasar yang disebut oleh Sudaryanto (1993:21) sebagai teknik pilah unsur penentu
atau PUP. Alat yang dipergunakan dalam teknik ini adalah daya pilah yang
bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya, yaitu daya pilah referensial.
Teknik penggunaan metode beserta daya
pilahnya dalam penelitian ini adalah digunakan untuk memilih data verbal maupun
non verbal. Data verbal yang terkumpul kemudian diklasifikasikan dan ditentukan
sesuai dengan jenis kata benda, kata kerja, kata bilangan dan sebagainya.
Selain itu dalam
penelitian ini juga diklasifikasikan data berupa kata, frasa, klausa dan
kalimat. Misalnya ketika peneliti memperhatikan informan, yaitu seorang anak
yang bernama Villa Intan Arfanela yang berusia 3 tahun sudah mulai bisa menggunakan
kata tanya itu apa, ini apa dan
dijawab oleh Ririn Amanda Duwi Puji L dengan gambar sapi.
F. Pemaparan Hasil
Sudaryanto (1993:144) mengatakan bahwa
metode pemaparan hasil analisis data adalah metode penyajian pengolahan data
dan penyajian kaidah. . Cara yang ada dikenal sebagai
metode penyajian kaidah ; yang macamnya ada dua, yaitu bersifat informal dan
bersifat formal. Pemaparan hasil analisis data dalam skripsi ini menggunakan metode
informal, yaitu perumusan atau penyajian dengan kata-kata biasa.
Komentar
Posting Komentar