PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM MEDIA SOSIAL



PENGGUNAAN BAHASA  INDONESIA  DALAM MEDIA SOSIAL

DANIK RENDIANAWATI (1220717034)
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP PGRI PACITAN

ABSTRAK
Berkomunikasi merupakan hal yang sangat penting untuk kita dalam memahami sesuatu. Kita bias berkomunikasi dengan dan mengenal orang melaliui berbicara. Alat dalam berkomunikasi dengan sesam bias melalui berbagai macam media. Baik dalam media elektronik,atau bertaatap langsung.
Yang aka disajikan dalam makalah ini adlah penggunaan media soasial dalam berinteraksi dengan sesama. Penggunaan media social ini berupa internet atau dunia maya. Yang menarik dalam pembahasan ini adalah penggunaan bahsa tulis yang digunnkan dalam perckapan antar pengguna media sosial. Terkadang bahasa yang diggunakan adalah bahasa yang tidak baku atau lebih trend bahasa gaul atau bahsa alay. Tidak hanya anak muda yang menggunkan tetapi kalangan muda yang juga serinh menggunakan bahasa yang tidak bakau tersebut. Jadi kita harus bisa menggunakan secara baik bahasa yang baik dan benar. Tidak ikut-ikutan dengan perkemabangan penggunaan bahasa yang saat.

ABSTRACT
            Communicating is very important for us to understand something. Usually  we communicate with and get to know people melaliui berbicara. Tool  in communicating with sesam bias through various media. At  in electronic media, or direct face to face. The presented in this paper is use media anybody. Used  soasial in interacting with social media in the form of internet or cyberspace. What is interesting in this discussion is the use of language support in talking use wrote that among social media users. Sometimes diggunakan language is a language that is not raw or trend alay. Not slang or language support that use only youngsters but also among youth who use language that does not serinh mangrove tersebut. So we should be able to use the language both good and true. not joining in with the current use of language growing.

PENDAHULUAN
Komunikasi menjadi hal yang penting dalam era globalisasi yang merupakan sarana untuk berkenalan, bersilaturohmi, berbisnis, dan sebagainya. Tanpa berkomunikasi manusia merasakan kesendirian di dunia ini.  Hal ini sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa dan akal pikirannya.  Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk berkomunikasi apalagi di jaman ini.  Tersedia email, facebook, twitter, handphone yang beranekaragam versi yang mempermudah manusia untuk berkomunikasi.  Peran bahasa disini sangat vital khususnya bahasa tulis dan lisan dalam mengaplikasikan alat teknologi komunikasi tersebut.

 Dengan bahasa itulah kita mampu menyampaikan segala hal yang ada difikiran kita kepada orang lain.  Indonesia sangat kaya akan ragam bahasa yang berasal dari berbagai daerah dan berbagai macam suku bangsa.. Keanekaragaman bahasa tersebut haruslah tetap dikembangkan dan merupakan kekayaan budaya kita yang perlu kita kembangkan dan lestarikan. Namun pengembangan bahasa daerah jangan sampai melalaikan bahasa nasional kita,yakni bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara yang kita pergunakan untuk mempersatukan semua budaya dan bahasa yang beranekaragam di Indonesia.  Penggunaan Bahasa Indonesia yang mempunyai keunggulan dengan bahasa daerah yaitu sifatnya yang universal dan mudah dipelajari akan memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang yang berbeda suku, dan  bangsa.

Pada jaman sekarang khususnya generasi muda untuk berkomunikasi seringkali menggunakan media sosial berupa face book dan twitter.  Bahasa yang digunakan merupakan bahasa tidak resmi atau bahasa anak gaul yang merupakan campuran dari berbagai bahasa yang umumnya sangat menyimpang dari kaidah bahasa.  Untuk itu maka dalam artikel ini kami mencoba untuk mengambil judul “Penggunaan Bahasa  Indonesia  Dalam Media Sosial”.

A.    RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia dalam media sosial dan siapa yang bertangung jawab atas penyalahgunaan bahasa Indonesia saat ini yang tidak sesuai?
2.    Apa saja dampak negatif dan positif dalam penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai?
B.     HASIL DAN PEMBAHASAN
Di jaman sekarang dari segi penampilan berbeda dengan dahulu, jika dulu pakaian adat adalah maskot, sekarang pakaian trendy yang lebih oke. Dari segi tinggkah laku dan gaya bahasa yang digunakan pun saat ini juga berbeda dengan dengan zaman dulu. Sekarang ini sapaan yang digunakan jika bertemu dengan orang lain, lebih akrab dengan sapaan Loe-Loe Gue-Gue. Sepertinya dizaman dahulu seperti itu tidak ada. Begitu berpengaruhnya globalisasi yang  kebanyakan datang dari berbagai negara didunia ini. Lama kelamaan pengaruh yang seperti ini akan menjadi perubahan yang tak terduga.
Komunikasi menjadi hal yang penting dalam kehidupan ini. Tanpa komunikasi takkan bisa kita bersosial dengan orang lain. Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk berkomunikasi. Apalagi saat ini,semakin canggih berkomunikasi yang didukung dengan kemajuan teknologi. Saat berkomunikasi kita memerlukan yang namanya bahasa. Dengan bahasa itulah kita mampu menyampaikan segala hal yang ada difikiran kita kepada orang lain. Memang diIndonesia ini banyak ragam bahasa yang dipakai. Berasal dari berbagai daerah dan berbagai macam suku pula. Disetiap daerah pula bahasa yang digunakan juga berbeda. Keanekaragaman bahasa tersebut haruslah tetap dikembangkan. Namun perkembangan tersebut tanpa melalaikan bahasa nasional kita,yakni bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang baku yang mempunyai kaidah-kaidah disetiap penulisan maupun pengucapannya. Bahasa Indonesia ini bahasa yang mudah dimengerti oleh semua orang,meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda. Contohnya: Saat kita (orang jawa) bertemu dengan orang dari suku lain, misalnya saja orang batak, mungkin saat bertemu kita akan kesulitan dalam berkomunikasi. Pastinya dengan memilih berkomunikasi dengan bahasa Indonesia itu akan mempermudah. Itulah pentingnya jika mampu menggunakan bahasa indonesia dengan baik. Namun,di zaman sekarang ini apakah pengunaan bahasa Indonesia semakin baik ?.Disaat ini perkembangan semakin pesat. Perkembangan dan berbagai pengaruh-pengaruh globalisasi semakin menjalar. Terutama dikalangan remaja. Dizaman sekarang  serasa segalanya sudah berbeda, apalagi jika dibandingkan dengan zaman dahulu.
Terutama pengaruh yang seperti ini terfokus pada remaja-remaja kita. Apalagi dizaman sekarang ini didukung teknologi yang semakin canggih. Dahulu saja tidak ada Telephone Seluler (Handphone) atau adapun jarang yang memiliki. Tapi,disaat sekarang ini ank SD pun sudah mengenal bahkan mempunyai Telephone Seluler (Handphone).
Tak lain lagi saat ini ada juga situs-situs jejaring sosial diInternet. Yang semuanya adalah fasilitas untuk Chatting (Ngobrol Online). Seperti: BBM,e-Buddy,Yahoo Messanger, dan yang saat ini lagi naik daun seperti Facebook (FB) dan Twitter. Saat ini saja ketika ingin berkomunikasi dengan pesan singkat Short Message Service (SMS) diHandphone, pasti kita sering menjumpai penggunaan bahasa-bahasa yang tidak baku.
Mungkin di Facebook atau Twitter kurang lebih juga berkembang seperti ini, tapi bisa jadi lebih canggih.Karena Facebook dan Twitter kapasitas bersosialnya lebih luas. Kemungkinan berkembangnya bahasa semakin tinggi. Sekarang ini dikenal dengan bahasa “Alay”. Jika  bahasa didunia maya yang digunakan seperti ini kemungkinan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh para remaja sekarang juga tidak jauh berbeda dengan di FB or Twitter.  Berdasarkan hal ini sangan kontradiktif dengan pembelajaran bahasa di sekolah yang menekankan penggunakan bahasa baku.
Bahasa merupakan instrumen terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan. Bahasa adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menyatakan gagasan, ide, dan perasaan orang kepada orang lain. Mulai dari bangun tidur, makan, mandi, sampai tidur lagi, atau melakukan berbagai aktivitas manusia lainnya, tidak luput dari adanya penggunaan bahasa.Bahasa memiliki berbagai variasi atau ragam bahasa.
Hartman dan Stork (1972) membedakan variasi berdasarkan kriteria (a) latar belakang geografi dan sosial penutur, (b) medium yang digunakan, dan (c) pokok pembicaraan. Komunikasi menjadi hal yang penting dalam kehidupan ini. Tanpa komunikasi takkan bisa kita bersosial dengan orang lain. Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk berkomunikasi. Apalagi saat ini,semakin canggih berkomunikasi yang didukung dengan kemajuan teknologi. Saat berkomunikasi kita memerlukan yang namanya bahasa. Dengan bahasa itulah kita mampu menyampaikan segala hal yang ada difikiran kita kepada orang lain. Memang diIndonesia ini banyak ragam bahasa yang dipakai. Berasal dari berbagai daerah dan berbagai macam suku pula. Disetiap daerah pula bahasa yang digunakan juga berbeda. Keanekaragaman bahasa tersebut haruslah tetap dikembangkan. Namun perkembangan tersebut tanpa melalaikan bahasa nasional kita,yakni bahasa Indonesia. Variasi atau ragam bahasa menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya. Berdasarkan usia, kita dapat melihat perbedaan variasi bahasa yang digunakan oleh anak-anak, para remaja, orang dewasa, dan orang yang tergolong lanjut usia.Variasi atau ragam bahasa berdasarkan penutur dan penggunaannya berkenaan dengan status, golongan, dan kelas penuturnya, biasanya disebut akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken. Ada juga yang menambah dengan istilah prokem.
Tidak bisa dipungkiri bahwa situs jejaring sosial saat ini sedang digandrungi pengguna internet di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Situs pertemanan Facebook, dan MySpace merajai dengan jumlah pengguna di atas 200 juta. Keberadaan raksasa Facebook bahkan ikut andil mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Ternyata, kejayaan Facebook dan MySpace dalam merajai bisnis situs jejaring sosial bukan suatu ancaman bagi situs jejaring sosial yang berukuran lebih kecil dan mempunyai jumlah pengguna yang jauh lebih sedikit. Kekuasaan Facebook dan MySpace, meski tidak bisa dipungkiri telah memberikan pengaruh yang besar dalam gaya hidup masyarakat dunia, tetap saja belum dapat benar-benar menghilangkan keberadaan situs jejaring sosial yang lebih kecil. Bahasa gaul atau bahasa prokem adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul.Pada masa sekarang, bahasa gaul banyak digunakan oleh kaula muda, meski kaula tua pun ada juga yang menggunakannya. Bahasa ini bersifat temporal dan rahasia, maka timbul kesan bahwa bahasa ini adalah bahasa rahasianya para pencoleng atau penjahat, padahal sebenarnya tidak demikian. Faktor kerahasiaan ini menyebabkan kosakata yang digunakan dalam bahasa gaul sering kali berubah. Para remaja menggunakan bahasa gaul ini dalam ragam lisan dan ragam tulis, atau juga dalam ragam berbahasa dengan menggunakan media tertentu, misalnya, berkomunikasi dalam jejaring sosial. Jejaring sosial merupakan media yang banyak digunakan para penutur bahasa untuk saling berkomunikasi jarak jauh melalui internet.
Jejaring sosial yang banyak diminati oleh masyarakat, yaitu facebook dan twitter. Dalam facebook dan twitter, para pengguna dapat menuliskan apa yang sedang dipikirkannya dalam “status” dan dapat saling memberikan komentar pada “kiriman” dan “status” rekan-rekan mereka. Selain itu, mereka juga dapat saling berdialog dan memberi komentar satu sama lain. Dalam jejaring sosial, para penutur bahasa gaul saling berdialog melalui ragam tulis. Dalam berbahasa tulis kita harus lebih menaruh perhatian agar kalimat-kalimat yang kita susun bisa dapat dipahami pembaca dengan baik. Oleh karena itu, para penutur bahasa gaul sering menciptakan kosakata baru yang mereka gunakan untuk berkomunikasi dalam jejaring sosial tersebut. Penggunaan kosakata bahasa gaul yang ada dalam jejaring sosial terus berkembang dan berganti mengikuti tren. Para penutur biasanya mengikuti bahasa gaul yang digunakan oleh para artis ibukota. Misalnya, adanya kata “Sesuatu” yang merupakan judul lagu yang dinyanyikan Syahrini. Adanya kalimat, “Terus gue harus bilang, wow, gitu?” Dengan jawaban, “Emang iya? Terus masalah buat lo?” yang sering dikatakan oleh Soimah, penyanyi solo dan presenter acara televisi. Para remaja menganggap bahasa gaul dialek Jakarta lebih bergengsi dibandingkan dengan bahasa daerah. Kota Jakarta adalah kota metropolitan. Sehingga, para remaja di daerah dan yang pernah ke Jakarta merasa bangga bisa berbicara dalam dialek Jakarta itu. Selain itu, para remaja juga memerlukan bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka.
Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana dan Partana, 2002:150).Walaupun istilah alay ini sudah dikenal di masyarakat luas dengan arti “orang norak”, tetapi hingga saat ini bahasa alay tersebut masih banyak digunakan oleh para remaja untuk menulis dalam facebook atau twitter. Beberapa kata yang sering dijumpai dalam “status” para pengguna jejaring sosial, misalnya, kata gue. Kini, untuk menyatakan kata saya para penutur bahasa gaul juga menggunakan kata saiia, aq, q, ak, gw, gua, w, akoh, aqoh, aqu, dan ane. Kemudian, kata Lo atau Lu sama seperti kata gue. Kini, untuk menyatakan kamu penutur bahasa gaul juga menggunakan lw, elu, elo, dan ente.Selain kosakata di atas, ditemukan juga beberapa kosakata dari bahasa Indonesia yang berubah struktur penulisannya menjadi bahasa gaul yang sering dipakai dalam jejaring sosial, sebagai berikut:
“Mu’uph,kamuh,tyuss,bray,cuy,ama-ama,ciuss,xorry,doLoe,CebeNtAr,SenDiRi ajhhA,bo’Ong,yaNk mN4, aPhA C!hh,beCok,dsb.”.
teman lelaki : jek, lur, boy, bang, cuy,bray, gan, brow, guys
teman wanita :sis, sist
kok : kq
kayaknya : keknya
calling : koling-koling artinya berhubungan, menghubungi.
si : c
-nya : -x, misalnya, “putihnya” menjadi “putihx”, _a, misalnya “merahnya” menjadi “merah_a”
download : donlot ‘unduh’
iya : ea, yap, y, yoman, yaw, yow
siapa : cfa, cp
nih : nich
tuh : tuch
kau : kw
tak : ta
tapi : v, phy
nggak : gx
karena : cz
menit : mniy
lagi :aggy
najis : najong, kini dapat diartikan sebagai ungkapan untuk sesuatu yang menyebalkan
bodoh : dodol, bedon
pingin tahu urusan orang : kepo
utang : kasbon
tidak tahu adat: songong (tidak sopan) menjadi songodh, keos
tolong : plis, berasal dari kata please, untuk menyatakan permohonan
banget : beud, betts
kakak :qaqa
semangat : cemungudh
sindiran : cengcengan
asik : hazeg, asoy geboy
ketawa : ngakak, cekikikan
kepalamu :palelo, ungkapan rasa kesal
geregetan : remas-remas
brosur : kuntel-kuntel
pipi tembam : culikable
jijik : hoeks, jijay
sudah : syudah
mabeng : makan bareng
monyet : tenyom
merayu : gombal
suka : kesemsem
lumayan : mayan
dia : doi
daftar : ceklis nih
tidah tahu : auk, ungkapan tidak acuh
hadir : nimbul
gila : gilak
pergi : cao, caw, gaspol
sendiri : sendewe
hai :hy, ai, oi, huy
ketiak :tokay
kerja sama : kongkow, dapat diartikan juga “bersama”
payudara : toket
tidur siang : boci, hasil pemendekan dari “bobo ciang”
cocok : cuco
kacau : kacu
salah : kecele
lari : ngacir
santai : woles atau selow
datang : merapat
doakan : dokan
makanan ringan: kriuk
astaga :astagah, astajiim
memperbaharui: apdet, berasal dari kata update
sok tahu : sotoy
alasan : alibi
lucu : unyu, ciemuth
kampret : kampreto, kampretos
tidak : kadit
tidur :bobo, obo
siang : sianx, ciank, cianx
mau : mo, mu
Adapun, pengunaan kosakata bahasa alay yang mengubah bahasa Indonesia menjadi bahasa yang seolah dikatakan oleh orang cadel, misalnya, kata sabar menjadi cabal, kata kasihan menjadi ciyan, kata terima kasih menjadi maacih, kata serius menjadi ciyus, kata enak menjadi enyak, kata sungguh menjadi cungguh, kata bisa menjadi bica, dan sebagainya.Selain itu, adapun simbol tertentu dalam bahasa gaul, misalnya, simbol (y) menyatakan suka, @ untuk menunjukkan alamat atau tertuju kepada, dan # menyatakan apa yang dirasakan, misalnya, “gubrak #gulinggulingmasukkolongkasur,” penulisan setelah kata gubrak yang menyatakan suatu perasaan sedikit kekecewaan dan kaget.Selain itu, adapun istilah-istilah terbaru dalam bahasa gaul yang sedang tren digunakan dalam jejaring sosial, misalnya:
Kata bro berasal dari brother yang menyatakan saudara lelaki, sehingga kata bro kini sering digunakan untuk menunjukan rasa persahabatan dan persaudara antarteman.Kosakata bahasa gaul juga ada yang berasal dari pemendekan kata, atau berupa singkatan atau akronim, misalnya, kata “susis” yang berarti “suami takut istri” yang dipopulerkan oleh komedian, Sule. Kata “piktor” akronim dari “pikiran kotor” sebagai sebutan untuk orang yang suka berpikir vulgar. Kata “semangka” berasal dari hasil pemendekan “semangat kakak” ungkapan untuk memberi semangat kepada teman atau sahabat. Kata “pewe” hasil pemendekan “posisi wenak”, kata “agata” pemendakan dari “anak gaul tasik”, kata “kuaci” pemendekan dari “kuacian”, kata “kuacian” berasal dari kata kasihan yang biasanya dikatakan “kasihan deh lo!” Kata “markibal” pemendekan dari “mari kita balap” untuk menantang teman bermain game atau mengajak duel.Terdapat ungkapan perasaan dalam bahasa gaul yang biasanya berada di awal atau akhir kalimat, misalnya, “hoeks” rasa jijik, “hiks” rasa sedih, “arrgh” rasa kesal, “hoff” atau “huft” rasa letih, “yiihaa” rasa senang, “heyho” kata sapaan seperti “halo”, “hmm” sedang berpikir, dan sebagainya.
Penggunaan bahasa gaul dalam jejaring sosial semakin marak digunakan oleh para remaja, apalagi pada saat ini sedang musim-musimnya penggunaan ponsel Blackberry yang menyuguhkan aplikasi beraneka ragam untuk membuat tulisan yang bermacam-macam bentuknya. Selain itu, penyedia layanan jaringan seluler pun menawarkan aplikasi untuk menulis bahasa gaul.Pada kenyataannya bahasa Indonesia memang sudah didapatkan dari sejak kita lahir, tetapi hingga kini kita masih tetap saja merasa kesulitan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Misalnya, walaupun kelihatannya mudah, tetapi dalam ujian nasional bahasa Indonesia jarang ada siswa yang mendapatkan nilai seratus.
                        Mungkin dampak positif yang mereka dapat, menjadi hal yang menyenangkan  mereka dapat kreatif dan inovatif mengotak-atik abjad. Menjadi sebuah trend tersendiri.  Namun dampak negatif yang didapat adalah mereka tak lagi menghiraukan kaidah-kaidah bahasa yang ada. Tak ada gunanya pelajaran bahasa indonesia yang diajarkan sejak kita sekolah di Taman Kanak-Kanak. Bisa juga bahasa “Alay” mempersulit komunikasi dengan orang yang tak mengerti perkembangan seperti sekarang ini. Bahasa “Alay” juga menimbulkan kesan kurang baik jika dikaitkan dengan kesopanan berbicara dengan orang lain. Bahasa “Alay” juga tak cocok jika anak-anak yang masih kecil mengenalnya. Sebagai pemuda penerus bangsa jika perkembangan seperti ini apa bisa merubah keadaan menjadi yang lebih baik. Bisa jadi bahasa Indonesia tak lagi perlu ejaan. Bisa-bisa akan merusak bahasa Nasional kita sendiri. Jika sudah rusak dimana letak citra negara kita dilahirkan ini. Sungguh perkembangan yang tidak baik bagi anak cucu kita kelak.Selain itu, ketika kita memasuki dunia pekuliahan lagi-lagi dipertemukan dengan mata kuliah bahasa Indonesia, hal itu tentu saja bukan tanpa alasan. Kebutuhan akan berbahasa Indonesia yang baik dan benar itu sangat diperlukan bagi warga negara Indonesia. Karena bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan bahasa negara Republik Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia sudah seharusnya kita mempertahankan dan melestarikan bahasa Indonesia karena bahasa adalah identitas bangsa.Dengan adanya bahasa gaul atau bahasa alay di kalangan remaja, mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi para pengajar bahasa Indonesia. Tetapi, hal tersebut tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Penggunaan bahasa gaul tersebut tidak menjadi ancaman yang begitu serius bagi penggunaan bahasa Indonesia. Karena bahasa gaul akan tumbuh bersamaan dengan perkembangan usia remaja. Hal tersebut dianggap wajar karena sesuai dengan tuntgutan perkembangan pribadi usia remaja, yang sering memiliki keinginan untuk hidup dengan kelompoknya dengan menciptakan bahasa rahasia dalam kelompoknya tersebut. Sehingga bahasa gaul yang digunakan dalam suatu kelompok remaja sering kali hanya dapat dimengerti oleh anggota kelompok mereka sendiri. Tetapi, ketika mereka berada di luar kelompoknya mereka akan kembali menggunakan bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan tempat di mana mereka berada. Jadi, penggunaan bahasa gaul itu tidak mengganggu pada penggunaan bahasa Indonesia. Haruslah ada kesadaran pada diri kita selaku pengguna bahasa Indonesia untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan dalam EYD.
PENUTUP
Kita sebagai pemilik bahasa Indonesia sudah seharusnya merasa bangga ketika kita dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Tetapi, pada kenyataannya di kalangan masyarakat umum, seringkali ditemukan adanya penggunaan bahasa Indonesia yang sering mengalami campur kode dengan bahasa asing, seperti bahasa Inggris. Padahal, mereka yang mencampur kode penggunaan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris tersebut belum memiliki kemahiran berbahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemahiran berbahasa Indonesianya. Mereka bersikap demikian karena menganggap ketika mereka dapat menyelipkan kata-kata berbahasa Inggris ke dalam kalimat bahasa Indonesia, mereka akan merasa bangga.Oleh karena itu, mulai dari diri kita cintailah bahasa Indonesia. Gunakanlah bahasa Indonesia dengan penuh kebanggaan. Karena bahasa adalah identitas bangsa dan dari bahasa tersebut akan tercermin jati diri bangsa. Mari kita buktikan bahwa adanya penggunaan bahasa gaul atau bahasa asing tersebut tidak menjadi ancaman bagi penggunaan bahasa Indonesia. Karena jika kita dapat menggunakan bahasa-bahasa tersebut secara profesional, maka penggunaan bahasa gaul, bahasa asing, ataupun bahasa daerah akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai dengan lingkungan, fungsi, dan situasinya masing-masing. Jika ada usaha untuk mencegah perkembangan seperti ini tak ada kata terlambat. Setidaknya dengan mengurangi berkomunikasi dengan bahasa-bahasa yang tidak seharusnya. Berkomunikasilah dengan bahasa-bahasa yang baku atau yang dipandang baik. Terapkan berbahasa yang baik sesuai dengan yang telah diajarkan. Sebagai anak bangsa berbanggalah dengan perubahan-perubahan yang datang dari diri kita sendiri, jangan bangga dengan perubahan yang dibawa oleh orang lain. Tak tentu juga dampak yang didapat semuanya baik. Siapa lagi yang membanggakan bahasa Indonesia jika bukan kita sendiri sebagai warga negaranya. Untuk itu mri bersama lindungi dan pertahankan apa yang rlah negara kita miliki. “Bangsa Indonesia berbahasa satu, bahasa Indonesia”.

DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas,Catur. 2012. “ Pendidikan Bahasa” . Dalam http//Partitionblog.blongspot.com.5 Juni.

Pamungkas,Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Prespektif . Yogyakarta : Andi Offset.

Wulandari,Linda Sari. 2012. “ Penggunaan Bahasa Gaul Dalam Jejaring Sosial”. Dalam http//bahasa kompasiana.com. 11 Juni.

www.slideshare.net2009. ”Bahasa dan Media Sosial “. 6 Mei.

Yunus,Syarif . 2012. “ Bahasa Indonesia Pada Dunia Maya Jejaring Sosial. Dalam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUPU-KUPU KESEPIAN

KEMARAU MERANGGAS

ARTI SEBUAH PERSAHABATAN