METODE PENELITIAN BAHASA LANJUTAN
Dawai_Kehidupan.blogger.com. - Pacitan (10/10/2014) Metode Penelitian Bahasa sangat dibutuhkan terutama mahasiswa atau peneliti bidang kajian bahasa. Meode penelitian di dalamnya terdapat jenis penelitian, waktu dan tempat, data dan sumber data yang dihasilkan melalui proses belajar menngajar.
A.
Jenis
Penelitian
Hakikat penelitian
bahasa adalah kegiatan menguraikan identitas objek sasaran (objek penelitian)
dalam hubungannya dengan keseluruhan konteks yang memungkinkan hadirnya objek
penelitian tersebut (Mahsun, 2013:31). Selanjutnya Mahsun (2013:16-17)
menjelaskan bahwa, metode memiliki hubungan dengan teori. Maksudnya, pemilihan
penggunaan metode dan teknik-teknik sangat ditentukan oleh watak dasar objek
penelitian.
Jenis dan bentuk penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, karena data yang didapatkan
berupa deskripsi tuturan. Jenis penelitian
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat individu, keadaan, dan
gejala dari kelompok tertentu yang diamati.
Dalam penelitian deskriptif ketiga tahapan pelaksanaan penelitian,
yaitu penyediaan data, analisis data, dan penyajian atau perumusan hasil
analisis merupakan tahapan yang harus dilalui (Mahsun, 2013:86). Istilah
deskriptif menyarankan bahwa penelitian yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta
yang ada atau fenomena yang empiris terhadap tuturan penutur-penuturnya,
sehingga data yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa
dikatakan sifatnya seperti potret paparan seperti adanya.
Hasil penelitian ini
berupa kutipan-kutipan dari kumpulan data yang sifatnya menuturkan
bentuk-bentuk tindak tutur, memaparkan realitas kesantunan berbahasa dalam
tindak tutur sebuah interaksi, memerikan atau menguraikan unsur-unsur tindak
tutur dan kesantunan berbahasa melalui pendekatan pragmatik, mengklasifikasikan
data sesuai dengan masalah penelitian, menganalisis tuturan berdasarkan teori,
dan menafsiran interpretasi-interpretasi maksud dan makna tuturan. Objek dalam
penelitian ini adalah tindak tutur yang merupakan bentuk tindak tutur dan realisasi
kesantunan berbahasa dalam acara Hitam
Putih di Trans7.
Data
dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan
terbagi menjadi dua yaitu data utama dan data penunjang atau sumber data. Data
utama adalah informasi yang diperoleh berupa data yang terwujud dalam bentuk
tuturan. Sedangkan data penunjang adalah data yang berupa rekaman atau
dokumentasi yang berupa deskripsi tuturan.
Data yang dikumpulkan
dan dianalisis berupa data kebahasaan yang terwujud dalam bentuk tuturan atau
realisasi kesantunan berbahasa yang muncul dari deskripsi tuturan dalam acara Hitam Putih di Trans7. Sedangkan, sumber data digunakan
sebagai pegangan utama untuk mendapatkan data yang relevan dan penelitian yang
dapat dipertanggungjawabkan dengan pokok permasalahan. Sumber data dalam
penelitian ini dalam bentuk video rekaman atau dokumentasi dari episode-episode
tayangan acara Hitam Putih yang
ditayangkan oleh stasiun televisi Trans7. Episode yang dipilih oleh peneliti
adalah episode yang meliput kajian yang akan diteliti yaitu edisi maret-april 2014.
C. Metode Penyediaan Data
Metode penyediaan data
merupakan inti dari penelitian yaitu memasuki tahap pemahaman terhadap makna
suatu tindakan dan peristiwa yang terjadi dalam latar penelitian. Peneliti
mengumpulkan data perlu suatu metode penyediaan data agar data yang didapat
mempunyai kualitas validitas yang cukup tinggi. Metode penyediaaan data yang
digunakan adalah metode simak. Disebut “metode simak” atau “penyimakan” karena
memang berupa penyimakan penggunaan bahasa tutur yang digunakan penutur dan
mitra tutur dalam acara Hitam Putih. Ini
dapat disejajarkan dengan metode pengamatan atau observasi dalam ilmu sosial (Mahsun,
2003:242-246). Metode simak yang dipergunakan menerapkan beberapa teknik, yaitu
sebagai berikut:
1. Teknik
Dasar: Teknik Sadap
Pada
praktiknya, penyimakan atau metode simak itu diwujudkan dengan penyadapan. Si
peneliti untuk mendapatkan data pertama-tama dengan segala kecerdikan dan
kemauannya harus menyadap pembicaraan (baca: menyadap penggunaan bahasa)
seseorang atau beberapa orang. Kegiatan menyadap itudapat dipandang sebagai
dasarnya dan dapat disebut “teknik sadap”. Teknik sadap ini dilakukan karena
dalam praktik penelitian yang sesungguhnya penyimakan ini dilakukan dengan
menyadap pemakaian bahasa dari informan. Dalam hal ini peneliti menyadap segala
aktivitas tutur antara penutur dan mitra tutur dalam acara Hitam Putih.
2. Teknik
Simak Bebas Libat Cakap (reseptif)
Teknik simak bebas libat cakap yang digunakan oleh peneliti ini,
dimaksudkan untuk menyadap perilaku berbahasa di dalam suatu peristiwa tutur
tanpa keterlibatannya dalam peristiwa tutur tersebut. Peneliti dalam hal ini
hanya sebagai pengamat
atau pemerhati. Teknik ini digunakan dengan dasar pemikiran bahwa
perilaku berbahasa hanya dapat benar-benar dipahami jika peristiwa berbahasa
itu berlangsung dalam situasi yang sebenarnya yang berada dalam konteks yang lengkap.
3.
Teknik
Rekam
Penyimakan pengguanaan bahasa tutur juga
diikuti dengan penggunaan teknik rekam untuk memperoleh data yang dapat
disimpan dan dapat dianalisis kembali demi analisis yang lebih maksimal. Tidak
usah dijelaskan di sini bahwa pelaksanaan merekam itu sudah barang tentu harus
dilakukan sedemikian sehingga tidak mengganggu kewajaran proses kegiatan
pertuturan yang sedang terjadi. Sehingga dalam praktiknya, kegiatan merekam itu
cenderung selalu dilakukan tanpa sepengetahuan penutur sumber data atau
pembicara. Teknik rekam dengan melakukan perekaman atau mencari rekaman yang
sudah ada untuk dianalisis.
4.
Teknik Catat
Di samping proses perekaman tersebut,
dapat juga dilakukan pencatatan pada
kartu data yang selanjutnya dilakukan proses klasifikasi. Pencatatan itu dapat dilakukan
langsung ketika teknik pertama atau kedua selesai digunakan atau sesudah
perekaman dilakukan, dan dengan menggunakan alat tulis tertentu. Pencatatan ini
dilakukan terhadap tindak tutur yang disinyalir merupakan tindak tutur yang
menyimpang prinsip kesantunan berbahasa yang diucapkan penutur dan mitra tutur
dalam acara Hitam Putih. Pencatatan
pada kartu data dilanjutkan dengan proses pengklafikasian.
D.
Metode
Analisis Data
Tahap analisis data
merupakan upaya peneliti menangani langsung masalah yang terkandung dalam data.
Metode analisis data yang peneliti pergunakan dalam penelitian ini adalah
metode padan. Metode padan menurut Sudaryanto (1993:13) alat penentunya di luar,
terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan.
Metode padan dalam
analisis data yang peneliti pergunakan
juga melibatkan teknik dasar. Teknik dasar yang dimaksud disebut oleh
Sudaryanto (1993:21) sebagai teknik Pilah Unsur Penentu (PUP). Alat yang dipergunakan dalam teknik ini adalah daya
pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya, yaitu daya pilah
referensial. Data yang telah terkumpul diklasifikasikan dan dianalisis.
Peneliti dalam hal ini langsung menangani masalah yang terkandung dalam data.
Data yang didapat kemudian diklasifikasikan berdasarkan bentuk tuturan.
Klasifikasi data yang dimaksud adalah klasifikasi data-data tentang bentuk
tindak tutur dan
realisasi kesantunan berbahasa. Data yang dipilih dikumpulkan dan dikelompokkan
berdasarkan masalah yang ditetapkan. Analisis data dilakukan berdasarkan teori
tindak tutur Searle berdasarkan lima kategori yang dimaksudkan dan kesantunan
berbahasa yang dipandang dari maksim percakapan Leech. Pada saat penganalisisan
data, dilakukan juga penyeleksian data, pengklasifikasian data, dan pengkodean
data.
E. Metode Pemaparan Hasil Analisis Data
Metode pemaparan hasil
analisis data adalah metode penyajian pengolahan data dan penyajian kaidah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan berdasarkan pemaparan di
atas maka data hasil analisis dalam penelitian ini disajikan dengan teknik
penyajian informal yaitu, perumusan dengan kata-kata biasa yang mudah dipahami
(Sudaryanto, 1993:143). Data dipaparkan dan dideskripsikan secara menyeluruh.
Komentar
Posting Komentar