PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA BALITA (PBSI STKIP PGRI PACITAN)



PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA BALITA
(Aspek Fonologi, Sintaksis, dan Semantik)

DISUSUN OLEH :
DEWI ERNAWATI; DIAH RATIH SAPUTRI; KHOIRUNNISAK
PBSI STKIP PGRI PACITAN JATIM


Abstrak : artikel ini mengkaji pemerolehan bahasa anak usia balita .artikel ini bertujuan memahami pemerolehan bahasa anak usia balita secara teoritis. Terpahaminya pemerolehan bahasa tersebut diharapkan mampu memberikan gambaran tentang aktifitas bahasa anak dan membahas lebih  dalam tentang perkembangan menguasai bahasa pertamanya.pkajian ini menggunakan pendekatan behaviorisme yang membahas tentang stimulus dan respon. Pengkajian ini menitikberatkan pemerolehan bahasa anak dari aspek fonologi, sintaksis, dan semantik. Kigiatan pengkajian ini nantinya diharapkan dapat membantu untuk mengamati perkembangan pemerolehan bahasa anak usia balita. pengkajian ini menggunakan beberapa sampel data anak usia balita dengan rentan usia yang berbeda.


Kata-kata kunci : pemerolehan bahasa, usia balita.
PENDAHULUAN : bahasa meirupakan bagian penting dalam kehidupan manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya guna memenuhi kebutuhan hidupnya dalam melangsungkan kehidupan sehari-hari.pemerolehan bahasa itu sendiri berlangsung bertahap mulai sejak dilahirkan. Istilah pemerolehan dimaksudkan untuk menyebutkan proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya ( native language ). Proses dari anak yang belajar menguasai bahasa ibunya adalah pemerolehan sadangkan proses dari orang ( umumnya dewasa ) yang belajar dikelas adalah pembelajaran.
            Pemerolehan bahasa, yang sering disebut dengan perkembangan bahasa anak . pemerolehan bahasa anak dimulai dari tahap terkecil hingga tahap yang lebih lanjut. Tahap awal pemerolehan bahasa anak dimulai dari segi fonologis selanjutnya sintaksis dan semantik. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, produk bahasa mereka juga meningkat dalam kuantitas keluasaan dan kerumitan. Anak-anak secara bertahap berubah dari melakukan ekspresi menjadi melakukan ekspresi dengan komunikasi, yang dari komunikasi melalui gerakan menjadi ujaran.
            Anak usia balita biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang mampu memikat orang lain. Keterampilan tersebut berkembang sejalan dengan bertambah usia dan menunjukkan pembedaharaan kata. Dengan pembadaharaan kata yang dimiliki, anak mampu berkomunikasi dengan lingkungan yang lebih luas.
            Usia balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal.rentan usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan periode usia ini juga disebut sebagai usia prasekolah.
KAJIAN TEORI :
Pemerolehan bahasa anak
            Pemerolehan bahasa anak melibatkan dua keterampilan, yaitu kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan dan kemampuan memahami tuturan orang lain. jika di kaitkan dengan hal itu, maka yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman ataupun pengungkapan, secara alami, tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (tarigan dkk, 1998).
            pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis dengan ucapan orang tua sampai dapat memilih kaidah tata bahasa yang paling baik dan paling sederhana dari bahasa yang bersangkutan ( kiparsky, dalam tarigan: 1998) .
            kemerdekaan bahasa ditunjukkan mulai sekitar usia satu tahun disaat anak-anak mulai menggunakan kata-kata lepas atau kata-kata trpisah  dari sandi linguistik untuk mencapai tujuan sosial mereka. Pengertian lain mengatakan bahwa pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang gradual yang muncul dari prestasi-prestasi kognitif pralinguistik (Mcgraw, 1987:570) .
            dari beberapa engertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pemerolehan bahasa :
a.                   Berlangsung dalam situasi informal, anak-anak belajar tanpa beban dan berlangsung di luar sekolah (berlangsung di lingkungan hidupnya).
b.                   Pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus.
c.                   Dilakukan secara sadar dan spontan.
d.                   Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak-anak.
Pada umumnya kebanyakan ahli kini berpandangan bahwa anak di mana pun juga memperoleh bahasa ibunya dengan memakai strategi yang sama. Kesamaan ini tidak hanya dilandasi oleh biologi dan neurologi manusia yang sama tetapi juga oleh pandangan mentalistik yang menyatakan bahwa anak telah dibekali dengan bekal kodrati pada saat dilahirkan. Di saming itu, dalam bahasa terdapat konsep universal sehingga anak secara mental telah mengetahui kodrat-kodrat yang universal ini.
            Karena dalam bahasa ada tiga komponen yaitu, fonologo, sintaksis dan semantik. Maka bahasa kita juga terbagi menjadi tiga.

1.                   Pengertian pemerolehan dalam aspek  fonologi 
            Pada waktu dilahirkan anak hanya memiliki sekitar 20 % dari otak dewasanya. Ini berbeda dengan otak binatang yang sudah memiliki sekitar 70 %. Karena perbedaan inilah maka binatang sudah dapat melakukan banyak hal segera setelah lahir, sedangkan manusia hanya bisa menangis dan menggerak-gerakkan badannya. Pada usia 6 minggu anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang mirip dengan bunyi konsonan atau vokal. Bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan bentuknya karena memang belum terdengar dengan jelas. Proses pengeluaran bunyi-bunyi seperti ini dinamakan cooing, yang telah diterjemahkan menjadi dekutan ( Darjowidjojo 2000: 63 ).anak mendekut bermacam-macam bunyi yang belum jelas identitasnya.

fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan distribusinya. sebagai sebuah cabang ilmu, fonologi diartikan sebagai kajian bahasa yang mempelajari tentang bunyi-bunyi  bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia. bidang kajian fonologi adalah bunyi bahasa sebagai satuan terkecil dari ujaran dengan gabungan bunyi yang membentuk suku kata. fonologi terdiri dari dua bagian yaitu fonetik dan fonemik. fonolgi berbeda dengan fonetik.
            fonetik mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia. sementara fonemik adalah bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti. Berdasarakan beradanya bunyi bahasa itu sewaktu di kaji, di bedakan adanya tiga macam fonetik yaitu:
a. fonetik artikulatoris yang membahas masalah alat ucap yang di gunakan      dalam memproduksi bunyi bahasa itu.
b. fonetik akustik yang membahas bunyi ketika merambat di udara.
c. fonetik auditori yang meneliti bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu diterima oleh telinga sehingga bunyi-bunyi itu di dengar dan dapat dipahami.
            Kedua, fonemik mengkaji bahasa yang berfungsi membedakan makna kata. Misalnya bunyi [l], [a], [b], dan [u] ; [r], [a], [b], dan [u]. Dengan demikain jika di bandingkan perbedaanya hanya pada bunyi yang pertama,  yaitu bunyi [l] dan bunyi [r] dapat di simpulakan bahwa kedua bunyi tersebut adalah fonem yang berbeda dalam bahasa indonesia, yaitu fonem / l /dan fonem /r/.
            Bila kita mendengar suara orang berbicara entah berpidato atau bercakap-cakap, maka kita akan dengar runtutan bunyi-bunyi bahasa yang terus-menerus, kadang-kadang terdengar suara menaik dan menurun, kadang-kadang terdengar pula suara panjang dan suara biasa, dan sebagainya.runtutan bunyi bahasa ini dapat di analisis atau disegmentasikan berdasarkan tingkat kesatuannya. Perolehan fonologi adalah satu bagian dari perolehan bahasa yang sering juga di sebut perkembangan atau pertumbuhan bahasa. Perolehan fonologi khususnya dan perolehan bahasa umumnya sangat pentig di kaji.
2.                   Pengertian  pemerolehan bahasa aspek sintaksis
Istilah sintaksis secara langsung terambil dari bahasa belanda  syntaxis. Dalam bahsa inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan masalah seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.
Dalam aspek sintaksis, anak memulai berbahasa dengan mengucapkan satu kata ( atau bagian kata). Kata ini bagi anak sebenarnya adalah kalimat penuh, tetapi karena dia belum dapat mengatakan lebih dari satu kata, dia hanya mengambil satu kata dari seluruh kalimat tersebut.
Contoh: Dodo mau bobok. Dia akan mengatakan Do ( untuk dodo), au (untuk mau) dan bok (untuk bobok).

3.                   Pengertian  pemerolehan bahasa aspek semantik
Semantik berasal dari bahasa yunani sema (kata benda yang berarti tanda/lambang). Yang dimaksud dengan tanda atau lambang di sini sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik seperti yang di kemukakan oleh Ferdinand de saussure (1966). Sedangkan cakupan semanti hanyalah makna atau arti yang berkenaan dengan bahasa sebagai alat komunikasi verbal.

B. Teori pemerolehan bahasa
a.       Teori behaviorisme
Teori behaviorisme adalah teori yang menyoroti perilaku kebahasan yang dapat diamati langsung dan hubungan antara rangsangan (stimulus ) dan reaksi (respon). Perilaku bahasa yang efektif adalah mambuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan. Reaksi ini akan menjadi suatu kebiasaan jika reaksi tersebut dibenarkan. Menurut teori behaviorisme anak lebih dahulu memperhatikan dan mengenal dengan baik pengasuhnya (ibunya) dan suara-suaranya. Langkah selanjutnya, vokalisasi sipengasuh dihubungkan dengan pengukuhan utama seperti makan, atau pelukan sayang. Kemudian apabila si anak mengeluarkan vokalisasi yang mirip dengan vokalisasi pengasuh maka si anak mendapat pengukuhan. Selanjutnya, selain dari pengukuhan yang diperoleh si anak dari luar si anak juga memperoleh pengukuhan dari dirinya sendiri, yaitu perasaan puas hati apabila iya dapat menyamai vokalisasi pengasuhnya.
b.              Teori nativisme Chomsky
Teori ini merupakan penganut teori nativisme. Menurutnya, bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia, binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia. Pendapat Chomsky didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama, perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan, setiap bahasa memiliki pola perkembangan yang sama, dan lingkungan memiliki peran yang kecil dalam proses pematangan bahasa. Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu yang relatif singkat. Ketiga, lingkunganbahasa anak tidak menyediakan data yang cukup bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa. Menurut teori ini bahasa adalah sesuatu yang kompleks dan rumit sehingga mustahil dapat dikuasai dalam waktu yang sinkat.

c.              Teori kognitivisme
Munculnya teori ini dipelopori oleh Jean Piaget (1954) yang mengatakan bahwa bahasa itu salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. Jadi, urutan-urutan perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa (Chaer, 2003 : 223).
d.              Teori interaksionisme
Teori ini beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara kemampuan mental pembelajaraan dan lingkungan bahasa. Hal ini dibuktikan oleh berbagai penemuan seperti yang dilakukan oleh Howard gardener. Dia mengatakan bahwa sejak lahir anak dibekali berbagai kecerdasan berbahasa. Akan tetapi, tidak dapat dilupakan adalah lingkungan juga faktor yang mempengaruhi kemampuan berbahassa si anak.
METODE: metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode fenomenologis, merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif. Penelitian phenomenology menuntut penelti untuk melakukan pengumpulan data dengan observasi partisispan untuk mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman hidupnya yaitu mengetahui pemerolehan dan perkembangan bahasa anak usia 1-3 tahun.  
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan dan dokumen. Penggunaan observasi partisipan berguna untuk memperoleh data lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui sejauh mana perolehan dan perkembangan bahasa anak usia1-3 tahun. Sedangkan penggunaan dokumen berguna untuk pelengkap dari penggunaan metode observasi partisipan dalam penelitian kualitatif.
            Pada tahap analisis, diterapkan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran secara jelas dan nyata tentang data-data yang bertautan. Data-data yang ada dianalisis secara mendalam dan secermat mungkin sehingga terjalin susatu kelogisan dan kesinambungan fakta.
HASIL DAN PEMBAHASAN:
Nama
Fonologi
Sintaksis
Semantik
Nadiya Mouriska
( 1 tahun 8 bulan )
1. Sudah  bisa melafalkan vokal :
[a],[o],[e] ,dan[i].
2. belum bisa melafalkan vokal [u].
3. sudah bisa melafalkan konsonan :
[d],[p],[t],[n],[s],[m],[k], [y],[h], dan [w].
4. belum bisa melafalkan konsonan:
[b],[c],[f],[g],[j],[l],[q],[r],[v],[x], dan [z].
1. mimik cucu.(mimik susu)
2.maem uwak (maem iwak).
3. ao nanan
 ( ayo dolanan/ayo bermain) .
1.tetek ( pitik/ ayam)
Maksudnya :
Ø  Ada ayam.
Ø  Makan lauknya ayam.
2. papak ( bapak ).
Maksudnya:
Ø  Ada bapak.
Ø  Mau ikut bapak.
Ø  Bapak kemana.
Fahri Fauzan Maulana
( 1 tahun 10 bulan)
1. sudah bisa melafalkan vokal :
[a],[i],[u],[e],dan[o].
Dengan baik dan benar.
2. sudah dapat melafalkan konsonan:
[b],[c],[d],[g],[h],[j],[k],[m],[n],[p],[s],[t],[w],dan [y].


3.belum dapat melafalkan konsonan : [f],[l],[x],dan [z].
1. babuk kaman ( bobok di kamar ).
2..ayo donanan ( ayo dolanan /ayo bernain).
3.bapak ayas ( bapak neng ngalas /bapak di ladang ).
4. ayo tatuk nono
( ayo tatuk rono / ayo pulang ke sana ).
5. jam papat
 ( pukul empat ).
6. mas miman bubuk ( mas firman bubuk ).


1. mobin ae ( mibil kae/ itu mobil ).
Maksudnya :
Ø  Minta bermain mobil-mobilan.
Ø  Memberi tahu orang lain ada mobil ketika mendengar suara mobil.
2.bak  atih
Maksudnya :
Ø  Memberi tahu orang lain ketika dia bertekspresi lucu bahwa yang mengajari ekspresi lucu itu adalah mbak ratih.

Ø  Mencari mbak ratih

3.atit
Maksudnya :
Ø  Merasakan sakit.
Ø  Memberi tahu bagian tubuh yang sakit.


Desti aulia endhriyani
( 3 tahun 7 bulan )
1. sudah dapat melafalkan vukal :
[a],[i],[u],[e], dan [o].
2. sudah dapat melafalkan konsonan :
[b],[d],[h],[j],[k],[m],
[n],[p],[s],[y],dan[t].n :
Pelafalan konsonan tersebut belum jelas sempurna.
3. belum dapat melafalkan konson:
[c],[f],[g],[l],[q],[r],[v],[w],[x] dan [z].
1. mbuk neni (ibu eni ).
2.babak yi (bapak huri).
3. jajan bah iyah ( jajan di tempat mbah iyah).
4. mbuk, maem uuk ( buk maem kukurukuk /buk minta maem pake ayam ).
5. mimik teh.
6. bak tatis, bak pipik ,dek pis,mbuk neni,papak yi, mbah tatung, dok empak bis ( mbak ratih,mbak pipit,dek hafis,ibu eni,bapak huri,mbah kakung,mbah putri naik bus).
1. bah uuk.(mbah kukuk )
Maksudnya :
Ø  Panggilan untuk neneknya yang seorang penjual ayam goreng.
Ø  Meminta makan dengan ayam.
Ø  Memberi tahu kalau sudah makan dengan ikan.
2. buk enyak (bu enak )
Maksudnya:
Ø  Memberitahu ada penjual makanan lewat.
Ø  Meminta dibelikan makanan.

KESIMPULAN :
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa anak yang berusia 1 tahun 8 bulan sudah dapat bercakap-cakap meskipun masih belum sempurna namuninformasi yang ingin disampaikan oleh si anak sudah dapat ditangkap maknanya dan orang yang mendengarnya pun juga sudah dapat memberikan respon atas ujaran si anak. Anak yang kedua, berusia 1 tahun 10 bulan sudah dapat berujar dengan jelas dari segi artikulasinya. Anak ini berujar berdasarkan apa yang ia ketahui dan apabila ada orang lain yang berujar maka ia sudah dapat menirukannya. Anak ini juga aktif dan enerjik. Anak yang ketiga berusia 3 tahun 7 bulan namun dapat dilihat perbedaannya dengan anak pertama dan kedua. Objek yang ketiga ini cenderung belum dapat melafalkan bunyi vokal maupun konsonan dengan baik.orang diajak untuk berkomunikasipun terkadang sulit untuk memahami ujaran anak tersebut dan memberikan respon yang berbeda dengan yang diinginkan si anak sehingga anak sering marah karena keinginannya tak dapat dipenuhi.
Dari perbedaan di atas terlihat jelas bahwa kemampuan kognitif anak juga menentukan  penguasaan pemerolehan bahasapertamanya. Hal ini sesuai dengan teori-teori di atas. Kemampuan – kemampuan verbal berkembang sejak dini dan menjelang usia 3 tahun anak sudah menjadi pengoceh yang terampil.



























DAFTAR PUSTAKA
Darjowidjojo,soenjono. 2008. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia









Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUPU-KUPU KESEPIAN

KEMARAU MERANGGAS

ARTI SEBUAH PERSAHABATAN