PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM MEDIA SOSIAL
PENGGUNAAN
BAHASA INDONESIA DALAM MEDIA SOSIAL
DANIK RENDIANAWATI (1220717034)
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA STKIP PGRI PACITAN
ABSTRAK
Berkomunikasi merupakan hal yang
sangat penting untuk kita dalam memahami sesuatu. Kita bias berkomunikasi dengan
dan mengenal orang melaliui berbicara. Alat dalam berkomunikasi dengan sesam
bias melalui berbagai macam media. Baik dalam media elektronik,atau bertaatap
langsung.
Yang aka disajikan dalam makalah ini adlah penggunaan media soasial
dalam berinteraksi dengan sesama. Penggunaan media social ini berupa internet
atau dunia maya. Yang menarik dalam pembahasan ini adalah penggunaan bahsa
tulis yang digunnkan dalam perckapan antar pengguna media sosial. Terkadang
bahasa yang diggunakan adalah bahasa yang tidak baku atau lebih trend bahasa
gaul atau bahsa alay. Tidak hanya anak muda yang menggunkan tetapi kalangan
muda yang juga serinh menggunakan bahasa yang tidak bakau tersebut. Jadi kita
harus bisa menggunakan secara baik bahasa yang baik dan benar. Tidak ikut-ikutan
dengan perkemabangan penggunaan bahasa yang saat.
ABSTRACT
Communicating is very important for us to understand something. Usually we communicate with and get to know people melaliui berbicara. Tool in communicating with sesam bias through various media. At in electronic media, or direct face to face. The presented in this paper is use media anybody. Used soasial in interacting with social media in the form of internet or cyberspace. What is interesting in this discussion is the use of language support in talking use wrote that among social media users. Sometimes diggunakan language is a language that is not raw or trend alay. Not slang or language support that use only youngsters but also among youth who use language that does not serinh mangrove tersebut. So we should be able to use the language both good and true. not joining in with the current use of language growing.
Communicating is very important for us to understand something. Usually we communicate with and get to know people melaliui berbicara. Tool in communicating with sesam bias through various media. At in electronic media, or direct face to face. The presented in this paper is use media anybody. Used soasial in interacting with social media in the form of internet or cyberspace. What is interesting in this discussion is the use of language support in talking use wrote that among social media users. Sometimes diggunakan language is a language that is not raw or trend alay. Not slang or language support that use only youngsters but also among youth who use language that does not serinh mangrove tersebut. So we should be able to use the language both good and true. not joining in with the current use of language growing.
PENDAHULUAN
Komunikasi menjadi hal yang penting
dalam era globalisasi yang merupakan
sarana untuk berkenalan, bersilaturohmi, berbisnis, dan sebagainya. Tanpa berkomunikasi manusia merasakan kesendirian di
dunia ini. Hal ini sangat berbahaya bagi
perkembangan jiwa dan akal pikirannya. Banyak cara
yang dapat kita gunakan untuk berkomunikasi apalagi di jaman ini.
Tersedia email, facebook, twitter, handphone yang beranekaragam versi
yang mempermudah manusia untuk berkomunikasi.
Peran bahasa disini sangat vital khususnya bahasa tulis dan lisan dalam
mengaplikasikan alat teknologi komunikasi tersebut.
Dengan bahasa itulah kita mampu
menyampaikan segala hal yang ada difikiran kita kepada orang lain. Indonesia sangat kaya akan ragam bahasa yang berasal dari
berbagai daerah dan berbagai macam suku bangsa.. Keanekaragaman bahasa tersebut
haruslah tetap dikembangkan
dan merupakan kekayaan budaya kita yang perlu kita kembangkan dan lestarikan. Namun pengembangan bahasa daerah jangan sampai melalaikan
bahasa nasional kita,yakni bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara yang kita pergunakan untuk
mempersatukan semua budaya dan bahasa yang beranekaragam di Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia yang mempunyai keunggulan dengan
bahasa daerah yaitu sifatnya yang universal dan mudah dipelajari akan
memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang yang berbeda suku, dan bangsa.
Pada jaman sekarang khususnya generasi muda untuk berkomunikasi seringkali menggunakan media sosial berupa face book dan twitter. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa tidak resmi atau bahasa anak gaul yang merupakan campuran dari berbagai bahasa yang umumnya sangat menyimpang dari kaidah bahasa. Untuk itu maka dalam artikel ini kami mencoba untuk mengambil judul “Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Media Sosial”.
A. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana penggunaan bahasa
Indonesia dalam media sosial dan siapa yang bertangung jawab atas
penyalahgunaan bahasa Indonesia saat ini yang tidak sesuai?
2.
Apa saja dampak negatif dan positif
dalam penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai?
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Di jaman sekarang dari segi penampilan
berbeda dengan dahulu, jika dulu pakaian adat adalah maskot, sekarang pakaian
trendy yang lebih oke. Dari segi tinggkah laku dan gaya bahasa yang digunakan
pun saat ini juga berbeda dengan dengan zaman dulu. Sekarang ini sapaan yang
digunakan jika bertemu dengan orang lain, lebih akrab dengan sapaan Loe-Loe
Gue-Gue. Sepertinya dizaman dahulu seperti itu tidak ada. Begitu
berpengaruhnya globalisasi yang kebanyakan datang dari berbagai negara
didunia ini. Lama kelamaan pengaruh yang seperti ini akan menjadi perubahan
yang tak terduga.
Komunikasi menjadi hal yang penting
dalam kehidupan ini. Tanpa komunikasi takkan bisa kita bersosial dengan orang
lain. Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk berkomunikasi. Apalagi saat
ini,semakin canggih berkomunikasi yang didukung dengan kemajuan teknologi. Saat
berkomunikasi kita memerlukan yang namanya bahasa. Dengan bahasa itulah kita mampu menyampaikan
segala hal yang ada difikiran kita kepada orang lain. Memang diIndonesia ini
banyak ragam bahasa yang dipakai. Berasal dari berbagai daerah dan berbagai
macam suku pula. Disetiap daerah pula bahasa yang digunakan juga berbeda.
Keanekaragaman bahasa tersebut haruslah tetap dikembangkan. Namun perkembangan
tersebut tanpa melalaikan bahasa nasional kita,yakni bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa
yang baku yang mempunyai kaidah-kaidah disetiap penulisan maupun pengucapannya.
Bahasa Indonesia ini bahasa yang mudah dimengerti oleh semua orang,meskipun
mereka berasal dari daerah yang berbeda. Contohnya: Saat kita (orang jawa) bertemu
dengan orang dari suku lain, misalnya saja orang batak, mungkin saat bertemu
kita akan kesulitan dalam berkomunikasi. Pastinya dengan memilih berkomunikasi
dengan bahasa Indonesia itu akan mempermudah. Itulah pentingnya jika mampu
menggunakan bahasa indonesia dengan baik. Namun,di zaman sekarang ini apakah
pengunaan bahasa Indonesia semakin baik ?.Disaat ini perkembangan semakin
pesat. Perkembangan dan berbagai pengaruh-pengaruh globalisasi semakin
menjalar. Terutama dikalangan remaja. Dizaman sekarang serasa segalanya
sudah berbeda, apalagi jika dibandingkan dengan zaman dahulu.
Terutama pengaruh yang seperti ini
terfokus pada remaja-remaja kita. Apalagi dizaman sekarang ini didukung
teknologi yang semakin canggih. Dahulu saja tidak ada Telephone Seluler
(Handphone) atau adapun jarang yang memiliki. Tapi,disaat sekarang ini ank
SD pun sudah mengenal bahkan mempunyai Telephone Seluler (Handphone).
Tak lain lagi saat ini ada juga
situs-situs jejaring sosial diInternet. Yang semuanya adalah fasilitas untuk Chatting
(Ngobrol Online). Seperti: BBM,e-Buddy,Yahoo Messanger, dan yang saat ini
lagi naik daun seperti Facebook (FB) dan Twitter. Saat ini saja
ketika ingin berkomunikasi dengan pesan singkat Short Message Service (SMS)
diHandphone, pasti kita sering menjumpai penggunaan bahasa-bahasa yang
tidak baku.
Mungkin di Facebook atau Twitter
kurang lebih juga berkembang seperti ini, tapi bisa jadi lebih canggih.Karena
Facebook dan Twitter kapasitas bersosialnya lebih luas. Kemungkinan
berkembangnya bahasa semakin tinggi. Sekarang ini dikenal dengan bahasa “Alay”.
Jika bahasa didunia maya yang digunakan seperti ini kemungkinan
bahasa sehari-hari yang digunakan oleh para remaja sekarang juga tidak jauh
berbeda dengan di FB or Twitter. Berdasarkan hal ini
sangan kontradiktif dengan pembelajaran bahasa di sekolah yang menekankan
penggunakan bahasa baku.
Bahasa merupakan instrumen
terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa menggunakan
bahasa, baik lisan maupun tulisan. Bahasa adalah simbol-simbol yang digunakan
untuk menyatakan gagasan, ide, dan perasaan orang kepada orang lain. Mulai dari
bangun tidur, makan, mandi, sampai tidur lagi, atau melakukan berbagai
aktivitas manusia lainnya, tidak luput dari adanya penggunaan bahasa.Bahasa memiliki
berbagai variasi atau ragam bahasa.
Hartman dan Stork (1972) membedakan
variasi berdasarkan kriteria (a) latar belakang geografi dan sosial penutur,
(b) medium yang digunakan, dan (c) pokok pembicaraan. Komunikasi menjadi hal
yang penting dalam kehidupan ini. Tanpa komunikasi takkan bisa kita bersosial
dengan orang lain. Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk berkomunikasi.
Apalagi saat ini,semakin canggih berkomunikasi yang didukung dengan kemajuan
teknologi. Saat berkomunikasi kita memerlukan yang namanya bahasa. Dengan
bahasa itulah kita mampu menyampaikan segala hal yang ada difikiran kita kepada
orang lain. Memang diIndonesia ini banyak ragam bahasa yang dipakai. Berasal
dari berbagai daerah dan berbagai macam suku pula. Disetiap daerah pula bahasa
yang digunakan juga berbeda. Keanekaragaman bahasa tersebut haruslah tetap
dikembangkan. Namun perkembangan tersebut tanpa melalaikan bahasa nasional
kita,yakni bahasa Indonesia. Variasi atau ragam bahasa menyangkut semua masalah
pribadi para penuturnya, seperti usia, pendidikan, pekerjaan, tingkat
kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya. Berdasarkan usia, kita
dapat melihat perbedaan variasi bahasa yang digunakan oleh anak-anak, para
remaja, orang dewasa, dan orang yang tergolong lanjut usia.Variasi atau ragam
bahasa berdasarkan penutur dan penggunaannya berkenaan dengan status, golongan,
dan kelas penuturnya, biasanya disebut akrolek, basilek, vulgar, slang,
kolokial, jargon, argot, dan ken. Ada juga yang menambah dengan istilah prokem.
Tidak bisa dipungkiri bahwa situs
jejaring sosial saat ini sedang digandrungi pengguna internet di seluruh dunia,
termasuk Indonesia. Situs pertemanan Facebook, dan MySpace merajai
dengan jumlah pengguna di atas 200 juta. Keberadaan
raksasa Facebook bahkan ikut andil mempengaruhi gaya hidup masyarakat.
Ternyata, kejayaan Facebook dan MySpace dalam merajai bisnis situs jejaring
sosial bukan suatu ancaman bagi situs jejaring sosial yang berukuran lebih
kecil dan mempunyai jumlah pengguna yang jauh lebih sedikit. Kekuasaan Facebook
dan MySpace, meski tidak bisa dipungkiri telah memberikan pengaruh yang besar
dalam gaya hidup masyarakat dunia, tetap saja belum dapat benar-benar
menghilangkan keberadaan situs jejaring sosial yang lebih kecil. Bahasa gaul
atau bahasa prokem adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim
digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam
yang disebut sebagai bahasa gaul.Pada masa sekarang, bahasa gaul banyak
digunakan oleh kaula muda, meski kaula tua pun ada juga yang menggunakannya.
Bahasa ini bersifat temporal dan rahasia, maka timbul kesan bahwa bahasa ini
adalah bahasa rahasianya para pencoleng atau penjahat, padahal sebenarnya tidak
demikian. Faktor kerahasiaan ini menyebabkan kosakata yang digunakan dalam
bahasa gaul sering kali berubah. Para remaja menggunakan bahasa gaul ini dalam
ragam lisan dan ragam tulis, atau juga dalam ragam berbahasa dengan menggunakan
media tertentu, misalnya, berkomunikasi dalam jejaring sosial. Jejaring sosial
merupakan media yang banyak digunakan para penutur bahasa untuk saling
berkomunikasi jarak jauh melalui internet.
Jejaring sosial yang banyak diminati
oleh masyarakat, yaitu facebook dan twitter. Dalam facebook dan twitter, para
pengguna dapat menuliskan apa yang sedang dipikirkannya dalam “status” dan
dapat saling memberikan komentar pada “kiriman” dan “status” rekan-rekan
mereka. Selain itu, mereka juga dapat saling berdialog dan memberi komentar
satu sama lain. Dalam jejaring sosial, para penutur bahasa gaul saling berdialog
melalui ragam tulis. Dalam berbahasa tulis kita harus lebih menaruh perhatian
agar kalimat-kalimat yang kita susun bisa dapat dipahami pembaca dengan baik.
Oleh karena itu, para penutur bahasa gaul sering menciptakan kosakata baru yang
mereka gunakan untuk berkomunikasi dalam jejaring sosial tersebut. Penggunaan
kosakata bahasa gaul yang ada dalam jejaring sosial terus berkembang dan
berganti mengikuti tren. Para penutur biasanya mengikuti bahasa gaul yang
digunakan oleh para artis ibukota. Misalnya, adanya kata “Sesuatu” yang
merupakan judul lagu yang dinyanyikan Syahrini. Adanya kalimat, “Terus gue
harus bilang, wow, gitu?” Dengan jawaban, “Emang iya? Terus masalah buat lo?”
yang sering dikatakan oleh Soimah, penyanyi solo dan presenter acara televisi.
Para remaja menganggap bahasa gaul dialek Jakarta lebih bergengsi dibandingkan
dengan bahasa daerah. Kota Jakarta adalah kota metropolitan. Sehingga, para
remaja di daerah dan yang pernah ke Jakarta merasa bangga bisa berbicara dalam
dialek Jakarta itu. Selain itu, para remaja juga memerlukan bahasa tersendiri
dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan
remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia
lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang
dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan,
pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka.
Keinginan untuk membuat kelompok
eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana dan Partana,
2002:150).Walaupun istilah alay ini sudah dikenal di masyarakat luas dengan
arti “orang norak”, tetapi hingga saat ini bahasa alay tersebut masih banyak
digunakan oleh para remaja untuk menulis dalam facebook atau twitter. Beberapa
kata yang sering dijumpai dalam “status” para pengguna jejaring sosial,
misalnya, kata gue. Kini, untuk menyatakan kata saya para penutur bahasa gaul
juga menggunakan kata saiia, aq, q, ak, gw, gua, w, akoh, aqoh, aqu, dan ane.
Kemudian, kata Lo atau Lu sama seperti kata gue. Kini, untuk menyatakan kamu
penutur bahasa gaul juga menggunakan lw, elu, elo, dan ente.Selain kosakata di
atas, ditemukan juga beberapa kosakata dari bahasa Indonesia yang berubah
struktur penulisannya menjadi bahasa gaul yang sering dipakai dalam jejaring
sosial, sebagai berikut:
“Mu’uph,kamuh,tyuss,bray,cuy,ama-ama,ciuss,xorry,doLoe,CebeNtAr,SenDiRi
ajhhA,bo’Ong,yaNk mN4, aPhA C!hh,beCok,dsb.”.
teman lelaki
: jek, lur, boy, bang, cuy,bray, gan, brow, guys
teman wanita :sis, sist
kok : kq
kayaknya : keknya
calling : koling-koling artinya berhubungan, menghubungi.
si : c
-nya : -x, misalnya, “putihnya” menjadi “putihx”, _a, misalnya “merahnya” menjadi “merah_a”
download : donlot ‘unduh’
iya : ea, yap, y, yoman, yaw, yow
siapa : cfa, cp
nih : nich
tuh : tuch
kau : kw
tak : ta
tapi : v, phy
nggak : gx
karena : cz
menit : mniy
lagi :aggy
najis : najong, kini dapat diartikan sebagai ungkapan untuk sesuatu yang menyebalkan
bodoh : dodol, bedon
pingin tahu urusan orang : kepo
utang : kasbon
tidak tahu adat: songong (tidak sopan) menjadi songodh, keos
tolong : plis, berasal dari kata please, untuk menyatakan permohonan
banget : beud, betts
kakak :qaqa
semangat : cemungudh
sindiran : cengcengan
asik : hazeg, asoy geboy
ketawa : ngakak, cekikikan
kepalamu :palelo, ungkapan rasa kesal
geregetan : remas-remas
brosur : kuntel-kuntel
pipi tembam : culikable
jijik : hoeks, jijay
sudah : syudah
mabeng : makan bareng
monyet : tenyom
merayu : gombal
suka : kesemsem
lumayan : mayan
dia : doi
daftar : ceklis nih
tidah tahu : auk, ungkapan tidak acuh
hadir : nimbul
gila : gilak
pergi : cao, caw, gaspol
sendiri : sendewe
hai :hy, ai, oi, huy
ketiak :tokay
kerja sama : kongkow, dapat diartikan juga “bersama”
payudara : toket
tidur siang : boci, hasil pemendekan dari “bobo ciang”
cocok : cuco
kacau : kacu
salah : kecele
lari : ngacir
santai : woles atau selow
datang : merapat
doakan : dokan
makanan ringan: kriuk
astaga :astagah, astajiim
memperbaharui: apdet, berasal dari kata update
sok tahu : sotoy
alasan : alibi
lucu : unyu, ciemuth
kampret : kampreto, kampretos
tidak : kadit
tidur :bobo, obo
siang : sianx, ciank, cianx
mau : mo, mu
teman wanita :sis, sist
kok : kq
kayaknya : keknya
calling : koling-koling artinya berhubungan, menghubungi.
si : c
-nya : -x, misalnya, “putihnya” menjadi “putihx”, _a, misalnya “merahnya” menjadi “merah_a”
download : donlot ‘unduh’
iya : ea, yap, y, yoman, yaw, yow
siapa : cfa, cp
nih : nich
tuh : tuch
kau : kw
tak : ta
tapi : v, phy
nggak : gx
karena : cz
menit : mniy
lagi :aggy
najis : najong, kini dapat diartikan sebagai ungkapan untuk sesuatu yang menyebalkan
bodoh : dodol, bedon
pingin tahu urusan orang : kepo
utang : kasbon
tidak tahu adat: songong (tidak sopan) menjadi songodh, keos
tolong : plis, berasal dari kata please, untuk menyatakan permohonan
banget : beud, betts
kakak :qaqa
semangat : cemungudh
sindiran : cengcengan
asik : hazeg, asoy geboy
ketawa : ngakak, cekikikan
kepalamu :palelo, ungkapan rasa kesal
geregetan : remas-remas
brosur : kuntel-kuntel
pipi tembam : culikable
jijik : hoeks, jijay
sudah : syudah
mabeng : makan bareng
monyet : tenyom
merayu : gombal
suka : kesemsem
lumayan : mayan
dia : doi
daftar : ceklis nih
tidah tahu : auk, ungkapan tidak acuh
hadir : nimbul
gila : gilak
pergi : cao, caw, gaspol
sendiri : sendewe
hai :hy, ai, oi, huy
ketiak :tokay
kerja sama : kongkow, dapat diartikan juga “bersama”
payudara : toket
tidur siang : boci, hasil pemendekan dari “bobo ciang”
cocok : cuco
kacau : kacu
salah : kecele
lari : ngacir
santai : woles atau selow
datang : merapat
doakan : dokan
makanan ringan: kriuk
astaga :astagah, astajiim
memperbaharui: apdet, berasal dari kata update
sok tahu : sotoy
alasan : alibi
lucu : unyu, ciemuth
kampret : kampreto, kampretos
tidak : kadit
tidur :bobo, obo
siang : sianx, ciank, cianx
mau : mo, mu
Adapun, pengunaan kosakata bahasa
alay yang mengubah bahasa Indonesia menjadi bahasa yang seolah dikatakan oleh
orang cadel, misalnya, kata sabar menjadi cabal, kata kasihan menjadi ciyan,
kata terima kasih menjadi maacih, kata serius menjadi ciyus, kata enak menjadi
enyak, kata sungguh menjadi cungguh, kata bisa menjadi bica, dan
sebagainya.Selain itu, adapun simbol tertentu dalam bahasa gaul, misalnya,
simbol (y) menyatakan suka, @ untuk menunjukkan alamat atau tertuju kepada, dan
# menyatakan apa yang dirasakan, misalnya, “gubrak
#gulinggulingmasukkolongkasur,” penulisan setelah kata gubrak yang menyatakan
suatu perasaan sedikit kekecewaan dan kaget.Selain itu, adapun istilah-istilah
terbaru dalam bahasa gaul yang sedang tren digunakan dalam jejaring sosial,
misalnya:
Kata bro
berasal dari brother yang menyatakan saudara lelaki, sehingga kata bro kini
sering digunakan untuk menunjukan rasa persahabatan dan persaudara
antarteman.Kosakata bahasa gaul juga ada yang berasal dari pemendekan kata,
atau berupa singkatan atau akronim, misalnya, kata “susis” yang berarti “suami
takut istri” yang dipopulerkan oleh komedian, Sule. Kata “piktor” akronim dari
“pikiran kotor” sebagai sebutan untuk orang yang suka berpikir vulgar. Kata
“semangka” berasal dari hasil pemendekan “semangat kakak” ungkapan untuk
memberi semangat kepada teman atau sahabat. Kata “pewe” hasil pemendekan
“posisi wenak”, kata “agata” pemendakan dari “anak gaul tasik”, kata “kuaci”
pemendekan dari “kuacian”, kata “kuacian” berasal dari kata kasihan yang
biasanya dikatakan “kasihan deh lo!” Kata “markibal” pemendekan dari “mari kita
balap” untuk menantang teman bermain game atau
mengajak duel.Terdapat ungkapan perasaan dalam bahasa gaul yang biasanya berada
di awal atau akhir kalimat, misalnya, “hoeks” rasa jijik, “hiks” rasa sedih,
“arrgh” rasa kesal, “hoff” atau “huft” rasa letih, “yiihaa” rasa senang,
“heyho” kata sapaan seperti “halo”, “hmm” sedang berpikir, dan sebagainya.
Penggunaan bahasa gaul dalam
jejaring sosial semakin marak digunakan oleh para remaja, apalagi pada saat ini
sedang musim-musimnya penggunaan ponsel Blackberry yang menyuguhkan aplikasi
beraneka ragam untuk membuat tulisan yang bermacam-macam bentuknya. Selain itu,
penyedia layanan jaringan seluler pun menawarkan aplikasi untuk menulis bahasa
gaul.Pada kenyataannya bahasa Indonesia memang sudah didapatkan dari sejak kita
lahir, tetapi hingga kini kita masih tetap saja merasa kesulitan dalam
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Misalnya, walaupun kelihatannya mudah,
tetapi dalam ujian nasional bahasa Indonesia jarang ada siswa yang mendapatkan
nilai seratus.
Mungkin
dampak positif yang mereka dapat, menjadi hal yang menyenangkan mereka
dapat kreatif dan inovatif mengotak-atik abjad. Menjadi sebuah trend
tersendiri. Namun dampak negatif yang didapat adalah mereka tak lagi
menghiraukan kaidah-kaidah bahasa yang ada. Tak ada gunanya pelajaran bahasa
indonesia yang diajarkan sejak kita sekolah di Taman Kanak-Kanak. Bisa juga
bahasa “Alay” mempersulit komunikasi dengan orang yang tak mengerti
perkembangan seperti sekarang ini. Bahasa “Alay” juga menimbulkan kesan
kurang baik jika dikaitkan dengan kesopanan berbicara dengan orang lain. Bahasa
“Alay” juga tak cocok jika anak-anak yang masih kecil mengenalnya. Sebagai
pemuda penerus bangsa jika perkembangan seperti ini apa bisa merubah keadaan
menjadi yang lebih baik. Bisa jadi bahasa Indonesia tak lagi perlu ejaan.
Bisa-bisa akan merusak bahasa Nasional kita sendiri. Jika sudah rusak dimana
letak citra negara kita dilahirkan ini. Sungguh perkembangan yang tidak baik
bagi anak cucu kita kelak.Selain itu, ketika kita memasuki dunia pekuliahan
lagi-lagi dipertemukan dengan mata kuliah bahasa Indonesia, hal itu tentu saja
bukan tanpa alasan. Kebutuhan akan berbahasa Indonesia yang baik dan benar itu
sangat diperlukan bagi warga negara Indonesia. Karena bahasa Indonesia adalah
bahasa nasional dan bahasa negara Republik Indonesia. Sebagai warga negara
Indonesia sudah seharusnya kita mempertahankan dan melestarikan bahasa
Indonesia karena bahasa adalah identitas bangsa.Dengan adanya bahasa gaul atau
bahasa alay di kalangan remaja, mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi para
pengajar bahasa Indonesia. Tetapi, hal tersebut tidak perlu terlalu
dikhawatirkan. Penggunaan bahasa gaul tersebut tidak menjadi ancaman yang
begitu serius bagi penggunaan bahasa Indonesia. Karena bahasa gaul akan tumbuh
bersamaan dengan perkembangan usia remaja. Hal tersebut dianggap wajar karena
sesuai dengan tuntgutan perkembangan pribadi usia remaja, yang sering memiliki
keinginan untuk hidup dengan kelompoknya dengan menciptakan bahasa rahasia dalam
kelompoknya tersebut. Sehingga bahasa gaul yang digunakan dalam suatu kelompok
remaja sering kali hanya dapat dimengerti oleh anggota kelompok mereka sendiri.
Tetapi, ketika mereka berada di luar kelompoknya mereka akan kembali
menggunakan bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan tempat di mana
mereka berada. Jadi, penggunaan bahasa gaul itu tidak mengganggu pada
penggunaan bahasa Indonesia. Haruslah ada kesadaran pada diri kita selaku
pengguna bahasa Indonesia untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan dalam EYD.
PENUTUP
Kita sebagai pemilik bahasa Indonesia sudah seharusnya
merasa bangga ketika kita dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tetapi, pada kenyataannya di kalangan masyarakat umum, seringkali ditemukan
adanya penggunaan bahasa Indonesia yang sering mengalami campur kode dengan
bahasa asing, seperti bahasa Inggris. Padahal, mereka yang mencampur kode
penggunaan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris tersebut belum memiliki
kemahiran berbahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemahiran
berbahasa Indonesianya. Mereka bersikap demikian karena menganggap ketika
mereka dapat menyelipkan kata-kata berbahasa Inggris ke dalam kalimat bahasa
Indonesia, mereka akan merasa bangga.Oleh karena itu, mulai dari diri kita
cintailah bahasa Indonesia. Gunakanlah bahasa Indonesia dengan penuh
kebanggaan. Karena bahasa adalah identitas bangsa dan dari bahasa tersebut akan
tercermin jati diri bangsa. Mari kita buktikan bahwa adanya penggunaan bahasa
gaul atau bahasa asing tersebut tidak menjadi ancaman bagi penggunaan bahasa
Indonesia. Karena jika kita dapat menggunakan bahasa-bahasa tersebut secara
profesional, maka penggunaan bahasa gaul, bahasa asing, ataupun bahasa daerah
akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai dengan lingkungan, fungsi, dan
situasinya masing-masing. Jika ada usaha untuk mencegah perkembangan seperti
ini tak ada kata terlambat. Setidaknya dengan mengurangi berkomunikasi dengan
bahasa-bahasa yang tidak seharusnya. Berkomunikasilah dengan bahasa-bahasa yang
baku atau yang dipandang baik. Terapkan berbahasa yang baik sesuai dengan yang
telah diajarkan. Sebagai anak bangsa berbanggalah dengan perubahan-perubahan
yang datang dari diri kita sendiri, jangan bangga dengan perubahan yang dibawa
oleh orang lain. Tak tentu juga dampak yang didapat semuanya baik. Siapa lagi
yang membanggakan bahasa Indonesia jika bukan kita sendiri sebagai warga
negaranya. Untuk itu mri bersama lindungi dan pertahankan apa yang rlah negara
kita miliki. “Bangsa Indonesia berbahasa satu, bahasa Indonesia”.
DAFTAR PUSTAKA
Pamungkas,Catur. 2012. “ Pendidikan Bahasa” . Dalam
http//Partitionblog.blongspot.com.5 Juni.
Pamungkas,Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Prespektif . Yogyakarta : Andi
Offset.
Wulandari,Linda Sari. 2012. “ Penggunaan Bahasa Gaul Dalam Jejaring Sosial”. Dalam
http//bahasa kompasiana.com. 11 Juni.
www.slideshare.net2009.
”Bahasa
dan Media Sosial “. 6 Mei.
Komentar
Posting Komentar