Petualangan Boru: Terlalu Percaya Membawa Bencana


Pacitan, 13 Nopember 2018

Rosita Dewi
PBSI STKIP PGRI Pacitan



Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang gajah yang sangat baik hati. Boru dan Iro namanya. Mereka suka membantu binatang lain yang kesusahan. Boru dan Iro juga sangat ramah, sehingga banyak yang menyukai dan mengenalnya. Namun bertahun-tahun Boru dan Iro belum dikaruniai seorang anak. 

Pagi itu, kelinci datang kerumah Boru untuk meminta tolong mengangkat kayu yang disebelah rumahnya. “Boru.. Iro.. ada orang dirumah?” kata kelinci. Boru membukakan pintu “Ohh, hai, kelinci.. ada apa pagi-pagi kesini?” tanya Boru. “Begini Boru, jika kamu tidak sibuk, maukah kamu membantuku mengangkat kayu yang ada disebelah rumahku?” Pinta kelinci. “Baiklahh, dengan senang hati aku akan membantumu” jawab Boru. “Terimakasih Boru”. Dengan gembira Boru membantu kelinci mengangkat kayu tersebut. Boru memang sangat senang membantu teman-temannya.
           

 “Boruuu.. Boruuuuuu..” teriak Iro sambil berlari mencari Boru. “Ada apa Iro, kenapa kamu teriak-teriak? Tanya Boru. “Boru, ini kabar gembira, aku hamil boruu.” Kata Iro sangat riang. “Apaa..aku sangat senang. Akhirnya kita akan memiliki anak Iro.” Boru sangat gembira. “Baiklah Iro, aku berjanji apapun yang kamu minta akan aku kabulkan, ini untuk calon anak kita.” Mereka sangat gembira karena Iro mengandung anak Boru.
Berita Iro yang mengandung menyebar di desa. Seluruh binatang akhirnya mengetahui Iro sedang mengandung. Banyak binatang yang memberikan selamat kepada Boru dan Iro.


Suatu hari, “Boruu.. Boruuu. Kesinilah” Kata Iro. “Iya Iro, ada apa?” tanya Boru. “Aku sangat menginginkan pisang, mungkin ini keinginan calon anak kita. Kamu mau kan mencarikan pisang untukku?" Iro memasang muka melas di depan Boru. “Kamu ingat Iro, aku pernah berjanji akan mengabulkan semua keinginan kamu. Jadi sudah pasti akan aku carikan pisang untukmu.” Jawab Boru.
 

Sore itu juga Boru berangkat kedalam hutan  mencarikan pisang untuk Iro. Namun, sudah jauh Boru berjalan tak kunjung menemukan pohon pisang. Boru berpikir pohon pisang memang sangat susah untuk dicari, tetapi ini untuk calon anaknya, dia tetap semangat mencari pisang. Hingga akhirnya Boru bertemu dengan seekor Kera. Boru merasa lega bertemu dengan binatang yang tepat.
“Hei, siapa kau, sedang apa kau disini?” tanya kera. “Haii, perkenalkan saya Boru, dari desa seberang. Saya datang kesini mencari buah pisang untuk istri saya yang sedang hamil. Maukah kamu membantuku, Pak Kera?” Kata Boru bersemangat. Si Kera diam sejenak, seperti memikirkan hal jahat yang licik. “Baiklah, aku akan membantumu, tapi ada syarat.” Jawab kera. “Apa syarat itu Pak Kera? Tanya Boru penasaran. “Aku akan membantumu jika pisang yang kita dapat dibagi dua, jadi tidak sia-sia aku membantumu.” Kata Kera. “Baiklah Pak Kera, saya akan menerima syarat dari Anda.” Jawab Boru setuju. “Oke, ikuti aku.”
           
 Boru akhirnya mengikuti si kera. Mereka berjalan menyusuri hutan lagi, jauh sekali. Dalam hati, kera berpikir dimana dia bisa menemukan kebun pisang yang banyak. Ahaa.. kera akhirnya menemukan kebun pisang milik Keledai.
“Nahh, ini kebun pisang yang aku cari. Cepat ambil, tidak ada yang punya kok.” Kata Kera berbohong. “Kamu yakin ini tidak ada yang punya Pak Kera?” tanya Boru. “Lah, kamu ini dikasih tahu malah nanya. Mau ambil tidak?” kata kera marah. “Baik, saya akan mengambil pisang 2 pohon saja, nanti satu untuk saya dan satu untuk Pak Kera. Bagaimana?” kata Boru. “Ini pohon pisang tidak ada yang punya kenapa cuma ambil satu?” kata kera sewot. “Bukan begitu, nanti binatang lain pasti membutuhkan pisang ini. Jadi tidak ada salahnya kita menyisakan untuk binatang lain.” Kata Boru bijak. “Baiklah, apa katamu saja.” Nanti pasti juga kamu yang dituduh mencuri, pikir kera.
 
Setelah Boru merobohkan 2 batang pisang dan membagi dengan kera, terdengar teriakan dari depan kebun. “Pencuriii, pencuriiiiiii.. pencuri pisangg”. Boru dan Kera kebingungan mencoba untuk lari. Namun mereka sudah dikepung oleh binatang-binatang lain, tidak ada celah.
“Hei Kera, apa yang sedang kamu lakukan disini, kamu yang mencuri piang?” tanya Keledai. “Bagaimana mungkin aku mencuri, gajah inilah yang mencuri. Aku kesini juga memergoki dia sedang merobohkan pisang-pisangmu.” Kata kera licik. “Pak Kera, apa yang kau bicarakan. Anda yang memberitahu saya kebun pisang ini, dan juga kata Pak Kera kebun ini tidak ada yang memiliki, jadi saya mengambil 2 pohon pisang dan buahnya serta dibagi dua dengan Pak Kera.” Kata Boru bingung. “Hei gajah, jangan kau menuduhku, aku tidak mencuri bersamamu” elak Kera. Keledai dan binatang lainnya bingung, siapa yang mecuri. Lalu Kura-kura datang. “Maaf, saya terlambat. Saya sudah mengikuti kera dan gajah ini dari hutan itu. Gajah benar, yang membuat ide ini adalah kera. Yang berniat jahat adalah kera.” Dengan begitu, mendengar penjelasan dari Kura-kura seluruh warga menghakimi kera, dan akhirnya kera lari, malu dengan perbuatannya. 

Boru akhirnya bercerita tentang perjalanannya dan bertemu dengan kera, setelah mendengar cerita Boru, binatang lainnya prihatin dengan keadaan Boru. Dengan meminta maaf, Keledai memberikan pisang itu kepada Boru yang malang. Akhirnya dengan gembira, Boru pulang dengan membawa 2 pohon pisang untuk Iro istrinya.
Jadi, teman-teman jangan terlalu percaya dengan orang yang baru kita temui. Karena sifat orang berbeda-beda. Selalu berhati-hati, mawas diri.

Komentar

  1. Ceritanya bagus, cocok buat cerita saat anak mau tidur.

    BalasHapus
  2. Menarik ya, bisa dijadikan motivasi. Amanatnya jelas.

    BalasHapus
  3. Bagus, baik untuk menambah wawasan dan juga bisa mengurangi penggunaan gadget anak dengan membacakan cerita-cerita semacam ini. Good job.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUPU-KUPU KESEPIAN

KEMARAU MERANGGAS

ARTI SEBUAH PERSAHABATAN