SANTRI NUSANTARA



 Rabu,14/11/2018

DyantrioanantoPBSI

Santri secara umum adalah seseorang yang belajar agama islam di Pondok pesantren, proses memperbaiki akhlak, lebih tepatnya seorang yang belajar agama di Pondok pesantren. Akan tetapi ada kyai yang mengatakan bahwasannya  “Santri tidak harus yang bertempat tinggal di Pondok pesantren saja, tetapi seseorang yang berakhlaqul karimah dan taqwa kepada Allah SWT itu juga disebut santri”. Bisa dikatakan orang yang  mengikuti ajarannya kyai, walaupun tidak bisa mengaji kitab kuning jika manut dawuhe kyai seseorang akan selamat dunia dan akhirat.

Para santri tidak hanya belajar pendidikan agama saja, mereka juga belajar pendidikan formal, selain itu juga diajarkan untuk mandiri. Tetapi masih ada orang tua kedua dari mereka yakni para ustad dan ustadzah, seseorang yang tidak ikut melahirkan, membesarkan, tetapi ikut mendidik seorang anaknya supaya menjadi anak yang diinginkan orang tuanya. Pepatah mengatakan “jika bukan karna guruku niscaya tidak ku kenal Tuhanku”.

Jokowi widodo adalah presiden yang telah menetapkan 22 oktober sebagai hari santri nasional, yang merupakan peristiwa sangat bersejarah. Karena dulu seorang pendiri Nahdlatul ‘Ulama yaitu KH Hasyim As ya’ari bersama santrinya ikut serta dalam memerdekakan bangsa indonesia ini (Resolusi Jihad NU). Dalam hal itu para kiai,santri, sangat berperan besar bagi bangsa Indonesia, maka dari itu 22 oktober merupakan momentum yang sangat sakral dan bersejarah.

Gambar diatas merupakan santri putri dari pondok pesantren Nahdlatussubban Arjowinangun Pacitan, salah satu pesantren di Pacitan dari sekian banyaknya pesantren. Ketika mengikuti apel memperingati Hari Santri Nasional Nasional.

Pondok pesantren memiliki metode pembelajaran yang berbeda-beda ada modern, salafiyah, dan sebagainya. Pondok modern atau biasa disebut dengan istilah khalafiyah, ‘ashriyah atau al-Haditsiyyah merupakan kesebalikannya salafiyah. Pondok salafiyah merupakan sebutan pondok pesantren yang mengkaji “kitab-kitab kuning” (kitab kuno) identik dengan pesantren tradisional (klasik), kuno, para santri yang mendalami kitab kuning sepenuhnya. Hubungan kyai dengan santrinya sangat dekat, karena kyai terjun langsung kepada santrinya.


Santri ketika sudah tamat atau selesai menempuh pendidikannya di Pesantren modern ataupun salafiyah, maka akan kembali kepada orang tuanya dan kepada masyarakatnya masing-masing, untuk mengabdikan ilmunya sebagaimana yang sudah didapatkan di Pondok Pesantren.
 
 Berbicara tentang pesantren sangatlah luas untuk dibahas, mulai dari kiyai, santri,dan sebagainya. Diatas merupakan pembahasan singkat untuk pengetahuan kita, mudah-mudahan bermanfaat. Rabu,14/11/2018DyantrioanantoPBSI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUPU-KUPU KESEPIAN

KEMARAU MERANGGAS

ARTI SEBUAH PERSAHABATAN